Nyeri Kronis
Konten Sedang diperbaharui
Panduan untuk Mengelola dan Mengurangi Rasa Sakit
Site Map
Mengenal Nyeri Kronis

Ciri-ciri Nyeri Kronis:
- Nyeri tidak kunjung hilang dalam jangka waktu yang lama.
- Tingkat nyeri bisa naik turun, kadang ringan, kadang sangat parah.
- Mengganggu aktivitas sehari-hari: Nyeri kronis dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan kualitas hidup.
- Nyeri kronis seringkali sulit diobati dan membutuhkan pendekatan multidisiplin.
Gejala Nyeri Kronis

1. Rasa sakit yang terus-menerus
2. Intensitas nyeri yang bervariasi
3. Nyeri yang membatasi aktivitas
4. Kelelahan
5. Gangguan tidur
6. Perubahan suasana hati
7. Sensitivitas terhadap rangsangan
Pemicu Nyeri Kronis

1. Cedera jaringan lunak atau tulang
Cedera jaringan lunak atau tulang yang tidak sembuh sempurna dapat menjadi sumber nyeri kronis.
2. Penyakit
Penyakit seperti arthritis, fibromyalgia, nyeri neuropatik (kerusakan saraf), dan kanker seringkali dikaitkan dengan nyeri kronis.
3. Peradangan kronis
Peradangan kronis dalam tubuh dapat menyebabkan sensitivitas terhadap nyeri yang meningkat.
4. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis seperti stres dapat meningkatkan persepsi nyeri dan memperburuk kondisi.
5. Kurang tidur
Kurang tidur dapat memperburuk nyeri dan membuat tubuh lebih sensitif terhadap rasa sakit.
6. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan Perubahan cuaca, terutama kelembapan dan tekanan udara, dapat memicu nyeri pada beberapa orang.
7. Aktivitas fisik
Terlalu banyak atau terlalu sedikit aktivitas fisik dapat memperburuk nyeri.
8. Efek samping obat
Beberapa obat dapat menyebabkan nyeri sebagai efek samping.
9. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis ini dapat memperkuat pengalaman nyeri dan membuat sulit untuk mengelola.
Jenis-Jenis Nyeri Kronis
1. Nyeri Nososiptif
Disebabkan oleh kerusakan jaringan yang aktif atau potensial. Contoh: Nyeri akibat cedera, radang sendi (arthritis), nyeri otot.
2. Nyeri Neuropatik
Disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi sistem saraf. Contoh: Nyeri akibat diabetes, herpes zoster (cacar api), multiple sclerosis.
3. Nyeri Nosiplastik
Tidak terkait dengan kerusakan jaringan yang jelas, tetapi melibatkan perubahan dalam cara sistem saraf memproses sinyal nyeri. Contoh: Fibromyalgia.
4. Nyeri punggung bawah
Salah satu penyebab paling umum nyeri kronis.
5. Nyeri leher
Sering terkait dengan postur tubuh yang buruk atau cedera.
6. Nyeri sendi
Arthritis dan kondisi sendi lainnya dapat menyebabkan nyeri kronis.
7. Nyeri kepala
Sakit kepala kronis, seperti migrain.
8. Nyeri ekstremitas
Nyeri pada lengan atau kaki, seringkali akibat neuropati.
9. Nyeri visceral
Nyeri yang berasal dari organ dalam, seperti nyeri perut kronis.
Nyeri Berdasarkan Durasi dan Pola
1. Nyeri episodik
Nyeri yang datang dan pergi dalam periode waktu tertentu.
2. Nyeri konstan
Nyeri yang terus-menerus dirasakan, contoh Kondisi yang Menyebabkan Nyeri Kronis Fibromyalgia: Gangguan yang ditandai dengan nyeri otot dan kelelahan yang meluas.
3. Arthritis
Kelompok penyakit yang menyebabkan peradangan pada sendi.
4. Nyeri neuropatik diabetik
Kerusakan saraf akibat diabetes yang menyebabkan nyeri.
5. Nyeri punggung bawah kronis
Sering disebabkan oleh cedera, degenerasi tulang belakang, atau kondisi medis lainnya.
6. Sakit kepala kronis
Migrain, sakit kepala tension-type, dan sakit kepala cluster.
7. Nyeri kanker
Nyeri yang terkait dengan kanker atau pengobatan kanker.
Bagaimana nyeri kronik dikendalikan
1. Obat-obatan Pereda nyeri
2. Antidepresan
Sering digunakan untuk mengatasi nyeri neuropatik dan depresi yang sering menyertai nyeri kronis.
3. Antiepileptik
Membantu mengelola nyeri neuropatik.
4. Kortikosteroid
Membantu mengelola nyeri neuropatik.
5. Injeksi Kortikosteroid
Disuntikkan langsung ke area yang nyeri untuk mengurangi peradangan.
6. Anestesi lokal
Anestesi lokal memblokir saraf di area yang nyeri.
7. Stimulasi saraf Spinal cord stimulation (SCS)
Mengirimkan impuls listrik ke sumsum tulang belakang untuk mengganggu sinyal nyeri ke otak.
Siapa yang dapat terkena Nyeri Kronis
1. Lansia
Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami nyeri kronis semakin meningkat, terutama yang terkait dengan kondisi degeneratif seperti arthritis.
2. Penderita penyakit kronis
Orang dengan kondisi seperti diabetes, fibromyalgia, atau penyakit autoimun lebih berisiko mengalami nyeri kronis.
3. Cedera serius
Cedera yang tidak sembuh sempurna atau cedera berulang dapat menyebabkan nyeri kronis.
4. Gerakan berulang atau mengangkat beban
Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang atau mengangkat beban berat dapat meningkatkan risiko nyeri kronis pada otot dan sendi.
5. Orang dengan kondisi psikologis tertentu
Orang dengan kondisi psikologis tertentu: Stres, depresi, dan kecemasan dapat meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri dan memperburuk kondisi.
Organ tubuh yang menyebabkan Nyeri Kronis

Beberapa bagian tubuh yang sering menjadi sumber atau lokasi nyeri kronis meliputi:
1. Sistem musculoskeletal
2. Sistem saraf
3. Organ dalam
Cara Diagnosis Nyeri Kronis

Bergantung pada gejala, dokter mungkin merekomendasikan tes seperti:
1. Tes darah
2. Pemeriksaan pencitraan
3. Elektromiografi (EMG)
4. Tes fungsi tiroid
Komplikasi dan resiko Nyeri Kronis
Adapaun komplikasi nyeri kronik adalah :
1. Gangguan tidur
2. Depresi dan kecemasan
3. Penurunan kualitas hidup
4. Kelemahan otot
5. Gangguan fungsi organ
Harapan baru penderita Nyeri Kronis dengan Spinal Cord Stimulation

Spinal Cord Stimulation (SCS) adalah sebuah prosedur medis yang digunakan untuk mengobati nyeri kronis. SCS menggunakan stimulator yang dipasang untuk mengaliran impuls listrik untuk mengganggu sinyal nyeri yang dikirim ke otak.
Stimulator saraf tulang belakang (SCS) adalah perangkat medis yang digunakan untuk mengelola nyeri kronis. Perangkat ini mengirimkan impuls listrik ke sumsum tulang belakang untuk mengganggu sinyal nyeri yang dikirim ke otak. Lokasi implantasi SCS sangat strategis, yaitu di area epidural, yaitu ruang di antara dura mater (lapisan terluar selaput otak) dan tulang belakang.
Cara kerja Spinal Cord Stimulation

Manfaat Spinal Cord Stimulation
1. Pengurangan Nyeri Signifikan
2. Peningkatan Kualitas Hidup
3. Pengurangan Penggunaan Obat-obatan
4. Kemungkinan Kembali Beraktivitas
5. Peningkatan Mood
6. Peningkatan Tidur
Kapan diperlukan Spinal Cord Stimulation
SCS umumnya dipertimbangkan ketika: