Mitos Mitos Yang Beredar di Masyarakat Tentang Epilepsi

Berikut beberapa mitos yang paling umum mengenai Epilepsi :

 

Terdapat banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan saat penyintas epilepsi  mengalami bangkitan epilepsi. Mitos-mitos ini seringkali lebih berbahaya daripada epilepsi itu sendiri karena dapat menyebabkan tindakan yang salah dan justru membahayakan penyintas epilepsi. 

Mitos 1: Masukkan benda ke mulut penyintas

Ini adalah mitos yang sangat berbahaya. Memasukkan benda apapun ke mulut  saat kejang dapat menyebabkan gigi patah, luka di mulut, atau bahkan menghalangi pernapasan.

Mitos 2: Hentikan gerakan tubuh penyintas

Mencoba menahan atau menggerakkan tubuh saat kejang dapat menyebabkan cedera. Biarkan saja kejang berlangsung secara alami.

Mitos 3: Siram penyintas dengan air

Menyirami  dengan air tidak akan menghentikan kejang dan justru dapat membuatnya kedinginan.

Mitos 4: Berikan minuman atau makanan saat kejang

Saat kejang, refleks menelan akan terganggu. Memberikan minuman atau makanan dapat menyebabkan tersedak.

Mitos 5: Bangunkan penyintas setelah kejang

Biarkan beristirahat setelah kejang. Membangunkan mereka dapat membuatnya bingung dan marah.

Mitos 6: Epilepsi adalah penyakit keturunan

Meskipun ada beberapa jenis epilepsi yang memang memiliki faktor genetik, namun tidak semua epilepsi disebabkan oleh keturunan. Banyak faktor lain yang bisa memicu epilepsi, seperti cedera kepala, infeksi otak, tumor otak, atau gangguan perkembangan otak.

Mitos 7: Penyintas epilepsi tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari

Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar penyintas epilepsi dapat hidup normal dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti orang pada umumnya. Beberapa bahkan bisa mengemudi, bekerja, atau berolahraga.

Mitos 8: Epilepsi adalah penyakit menular

Epilepsi sama sekali tidak menular. Epilepsi bukan disebabkan oleh virus atau bakteri, melainkan oleh gangguan aktivitas listrik di otak. Jadi, tidak mungkin menular melalui sentuhan atau benda-benda pribadi.

Mitos 9: Penyintas epilepsi yang sedang kejang harus digigit lidahnya

Ini adalah mitos yang sangat berbahaya. Menggigit lidah saat kejang memang bisa terjadi, tetapi memaksakan benda apapun ke mulut  saat kejang justru bisa membahayakan gigi dan mulutnya. Yang perlu dilakukan adalah mengamankan kepala agar tidak terbentur dan menjauhkan benda-benda tajam di sekitarnya.

Mitos 10: Epilepsi adalah penyakit kutukan atau gangguan jiwa

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang memiliki dasar medis. Tidak ada kaitannya dengan hal-hal mistis atau gangguan jiwa. Kepercayaan ini seringkali membuat Penyintas epilepsi mengalami stigma sosial dan diskriminasi.

Mitos 11: Orang dengan epilepsi tidak boleh menikah

Tidak ada alasan medis yang melarang penyintas epilepsi untuk menikah dan memiliki anak. Dengan pengobatan yang tepat, risiko epilepsi diturunkan ke anak dapat diminimalkan.

Mitos 12: Orang dengan epilepsi tidak boleh mengendarai kendaraan

Keputusan apakah seseorang dengan epilepsi boleh mengendarai kendaraan atau tidak tergantung pada seberapa sering dan berat kejang yang dialami, serta jenis obat yang dikonsumsi. Banyak penderita epilepsi yang dapat mengendarai kendaraan dengan aman setelah mendapatkan izin dari dokter.

Mitos-mitos yang beredar di masyarakat seringkali membuat penderita epilepsi merasa terisolasi dan minder. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyebarkan informasi yang benar tentang epilepsi, agar penderita dapat hidup dengan lebih baik dan diterima oleh lingkungan sekitar. Jika Anda atau orang di sekitar Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai epilepsi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf.

 

Artikel Terkait

Cortical Elektrokortikogram (ECoG) – Jendela ke Otak untuk Mengungkap Misteri Epilepsi. Pernahkah Anda mendengar tentang EEG

Scroll to Top