Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf yang menyebabkan aktivitas listrik di otak menjadi tidak normal, sehingga memicu kejang (bangkitan/seizure dalam bahasa medis) atau perubahan perilaku dan kesadaran. Penyakit ini dialami oleh lebih dari 50 juta orang di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, epilepsi masih kerap disalahartikan sebagai penyakit menular atau gangguan jiwa.
Apa Penyebab dan Gejalanya?
Penyebab epilepsi bisa beragam, seperti cedera kepala, stroke, infeksi otak, kelainan genetik, atau masalah saat perkembangan janin. Tapi dalam banyak kasus, penyebab epilepsi tidak diketahui secara pasti atau disebut juga sebagai epilepsi idiopatik.
Gejala utama epilepsi adalah bangkitan, yang bentuknya bisa ringan seperti melamun sesaat, atau berat seperti tubuh kejang-kejang dan kehilangan kesadaran. Setelah bangkitan, biasa muncul rasa lelah atau bingung.
Bagaimana Diagnosis dan Pengobatannya?
Diagnosis dilakukan lewat pemeriksaan seperti EEG dan MRI/CT scan. Sekitar 70% penyintas epilepsi dapat mengontrol bangkitan dengan obat antiepilepsi. Bila obat tidak efektif, beberapa pengobatan alternatif lain termasuk operasi otak, pola hidup yang sehat, atau alat stimulasi saraf.
Penanganan Epilepsi di Indonesia
Di Indonesia, PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia) berperan aktif dalam meningkatkan kualitas penanganan epilepsi. PERDOSSI menyelenggarakan pelatihan bagi dokter, mengembangkan standar terapi, serta melakukan edukasi masyarakat untuk melawan stigma epilepsi.
Melalui kampanye nasional seperti Hari Epilepsi Sedunia, PERDOSSI mendorong masyarakat untuk memahami bahwa epilepsi adalah kondisi medis yang dapat ditangani, bukan kutukan atau akibat hal mistis.
Bagaimana Kita Bisa Membantu?
Masyarakat bisa berperan dengan:
- Tidak menyebarkan mitos atau stigma.
- Mengetahui cara menolong saat seseorang mengalami bangkitan.
- Memberi dukungan moral dan sosial kepada penyintas epilepsi.
Kesimpulan
Epilepsi bukan akhir dari segalanya. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan keluarga serta masyarakat, penyintas epilepsi bisa hidup sehat dan produktif. Dukungan organisasi seperti PERDOSSI juga sangat penting dalam mewujudkan penanganan epilepsi yang lebih baik dan berkelanjutan di Indonesia.